Selasa, 17 November 2009

Sektor UKM Dapat Fasilitas Kredit Ekspor




Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar menyatakan, fasilitas pembiayaan ekspor dan impor untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada tahap awal akan difokuskan untuk tiga sektor usaha.

"Pada tahap awal, pembiayaan yang akan dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ini akan difokuskan untuk sektor furniture, pangan dan perikanan," katanya di Jakarta, Senin

Mahendra mengatakan, pihaknya optimis pembiayaart*untuk sektor UKM sudarTdapat dimanfaatkan mulai minggu depan.Direktur Eksekutif LPEI ii juga mengungkap, bentuk bantuan pembiayaan yang dapat dimanfaatkan nantinya berupa bridging financing, dukungan pembiayaan L/C dan bank garansi sebagai

jaminan pengimpor di luar negeri. "Saat ini kami sedang menyiapkan paket khusus pembiayaan untuk sektor UKM yang akan disesuaikan dengan kebutuhan sektor tersebut," jelasnya.

Menurut Mahendra, hingga saat ini pembiaya-. an yang sudah dikeluarkan LPEI telah mencapai Rp 8 triliun untuk fokus pada ekspor, kegiatan eksportir dan kegiatan menunjang modal kerja dalam meningkatkan ekspor.

Sementara itu, saat dihubungi Neraca secara terpisah, Wakil Ketua Kadin bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengali (UMKM) Sandiaga Uno menyambut baik langkah yang diambil LPEI. Alasannya, selama ini UKM yang berbasis ekspor kesulitan dalam pembiayaan modal kerja. Selain itu, UKM juga sulit mendapat pinjaman karena dari segi laporan keuangan tidak baik serta akses pasar yang kurang.

"UKM sering lakukan pinjaman sana sini, karena dari perbankan sulit dapat, dan sering tertipu dengan L/C karena minimnya pengetahuan, dengan adanya LPEI yang turun ke sektor ini maka akan sangat membantu UKM," terangnya.

Selain itu, sistem bank garansi juga sangat membantu UKM dalam mendapatkan dana untuk modal kerja dan untuk mendapatkan modal balian baku.

Sandiaga menegaskan, fasilitas tersebut sebaiknya diberikan kepada UKM yang memiliki potensi ekspor baik seperti garmen dan industri kreatif yang berbasis teknologi. "Untuk awal sektor furniture, perikanan dan pangan sudah cukup. Ke depannya perlu ditambah sektor garmen dan industri kreatif yang berbasis IT karena sedang booming.

Sumber : Harian Ekonomi Neraca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar